Kamis, 19 Januari 2012

Pesut Mahakam dan Bekantan di Kutai Kartanegara

pesut mahakam

Selain kaya akan sumberdaya alam yang tak terbarukan seperti minyak, gas dan batu bara, Kutai Kartanegara (Kukar) juga kaya akan keanekaragaman hayati baik flora (tumbuhan) maupun fauna (binatang). Beberapa fauna yang terdapat di Kukar di antaranya termasuk binatang yang dilindungi bahkan langka. Sebut saja pesut Mahakam, mamalia air tawar ini jumlahnya pada 2011 diperkirakan kurang dari 90 ekor. Sedangkan di daratan, di hutan tropis Kukar juga terdapat salah satu primata yang unik dengan status langka dan dilindungi yaitu Bekantan. Saat ini mungkin agak susah bertemu dengan primata yang berjulukan monyet belanda ini di hutan-hutan sekitar permukiman warga.
Namun jangan khawatir, kera berhidung panjang ini mudah dijumpai di wilayah konservasi sumberdaya alam Kaltim di Kedang Rantau. Kedang Rantau terdapat di Kecamatan Muara Kaman, Kukar. Di tepian sungai inilah kawanan hewan yang menjadi maskot Dunia Fantasi Ancol Jakarta itu kerap terlihat mencari makan ataupun sekadar bercengkrama. Biasanya sekelompok bekantan berjumlah di atas lima bahkan belasan ekor. Tiap kelompok terdapat pejantan paling unggul yang dijadikan pimpinan. Bekantan jantan dewasa memiliki hidung panjang dengan ukuran ukuran kurang lebih sebesar terong.
Perilakunya pun cukup unik, jika merasa terancam pejantan dewasa akan melarikan terlebih dahulu anak-anaknya, kemudian yang paling terakhir lari adalah pejantan dewasa atau pimpinan kelompok. Pemimpin kelompok akan memberikan ancaman  kepada pengganggunya dengan berteriak-teriak mengeluarkan suara keras.
Perilaku bekantan tersebut bisa dilihat jelas jika menyusuri Sungai Kedang Rantau, tepatnya di kawasan balai konservasi sumberdaya alam Kaltim. Menyusuri Sungai Kedang Rantau bisa dilakukan dengan menggunakan perahu panjang dengan mesin berkekuatan 40 PK dengan kapisitas 7-12 penumpang  yang banyak disewakan di Kecamatan Kota Bangun.
Selain bekantan, jika beruntung pengunjung akan berjumpa dengan kawanan pesut di perjalanan itu. Ditambah lagi vegetasi di tepi Sungai Kedang Rantau yang ditumbuhi beberapa pepohohonan mirip bakau. Warga setempat menamai pohon tersebut perupuk dan bungur tumbuh rapat laksana membentengi tepi sungai.
Pepohonan tersebut tampak indah dengan akar-akar kokoh yang menghujam hingga dasar tepi sungai. Warna daunnya hijau dan kadang berwarna kuning keemasan dengan bunga yang dominan berwarna ungu disertai merah dan kuning. Belum lagi berbagai macam burung bisa dengan mudah dijumpai di pepohonan di tepian Sungai Kedang Rantau tersebut, di antaranya berbagi jenis elang, bangau dan burung-burung  beraneka warna lainnya.
Bagi yang akan melakukan trip ke Sungai Kedang Rantau sebaiknya sudah berada di Kota Bangun sejak pagi dan langsung mengarungi sungai dengan perahu panjang ke Kedang Rantau. Pasalnya berbagai satwa termasuk pesut kerap muncul di pagi hari. Jadi hewan yang ditemui bisa lebih banyak dan beragam hingga mampu memesona pengunjungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar