Jumat, 20 Januari 2012

Lomba sumpit pada Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam 2011

lomba sumpit 

Lomba sumpitan atau menyumpit mewarnai pelaksanaan Festival Kemilau Seni Budaya Etam VI 2011 yang berlangsung di lapangan parkir Stadion Madya Sempaja Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu.
Lomba sumpitan yang diikuti 33 peserta dari 11 kabupaten/kota di kaltimtersebut sebagai salah satu kegiatan Festival Kemilau Seni Budaya Etam VI 2011 yang cukup menarik perhatian warga.
“Walaupun tidak ramai seperti pada pelaksanaan tahun lalu (2010) tetapi sumpitan ini merupakan kegiatan yang paling banyak menarik perhatian pengunjung pada pelaksanaan Festival Kemilau seni Budaya Etam. Tahun ini (2011) pesertanya hanya 33 penyumpit dari 11 kabupetan kota/di Kaltim karena ada tiga kabupaten dan kota yang tidak mengirimkan penyumpit yakni, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan dan Kabupaten Berau,” ungkap Ketua Persatuan Olah Raga Sumpitan (Peroras) Kaltim, Yahuda Hibau, yang ditemui disela-sela lomba Sumpitan di Stadion Madya Sempaja Samarinda.
Pemenang Sumpitan itu, kata dia, ditentukan berdasarkan ketepatan membidik  sasaran sebab aturan pertandingan yang baku belum ditetapkan.
“Setiap peserta beradu ketangkasan memnidik sasaran, seperti pada olah raga panahan. Jarak sasarannya hanya sejauh 20 meter,” katanya.
“Karena belum ada standar yang baku maka panjang sumpitan menggunakan panjang sesuai tradisi asal yakni 160 hingga 210 cm dan anak sumpit panjangnya 20 hingga 25 cm. Peserta yang paling banyak mengenai sasaran dalam lingkaran itulah yang dianggap sebagai pemenang,” ungkap Yahuda Hibau.
Lomba sumpitan pada Festival Kemilau Seni Budaya Etam VI 2011 ini, kata Yahuda Hibau, hanya mempertandingkan satu kategori yakni menyumpit berdiri.
“Lomba sumpitan sebenarnya terdiri dari beberapa kategori yakni, sumpitan berdiri perorangan putra/putri, kategori berdiri beregu serta kategori jongkok perorangan putra/putri dan jongkok beregu. Namun, pada pelaksanaan lomba sumpitan kali ini hanya mempertandingkan kategori berdiri perorangan putra saja,” kata Yahuda Hibau.
Sumpitan kata Yahuda Hibau merupakan olah raga tradisional warga Dayak yang dulunya menjadi aktivitas berburu hewan langka dan dilindungi.
“Sebelum dijadikan sebagai kegiatan olah raga, menyumpit merupakan aktivitas warga Dayak berburu hewan yang dilindungi seperti burung, enggang, macan dahan dan beberapa jenis hewan atau satwa yang banyak hidup di pohon. Namun, aktivitas berburu hewan itu sudah tidak ada lagi sebab menyumpit sudah dijadikan sebagai salah satu kegiatan olah raga tradisional,” ungkap Yahuda Hibau.
Selain lomba menyumpit, Festival Kemilau Seni Budaya Etam VI 2011 hari kedua tersebut juga digelar adu gasing serta festival tarian pedalaman dan pesisir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar